What
is business syariah? How to do business syariah? Definite business to tend in
analogikan with buyer. Syariah himself is claims are mohammed anism. Kadi
business syariah is traded according claims are mohammed anism. So trade that
okay? my very easy namely trade based demonstrate in rasulullah swt. So trade
upright, mandate, not nipu? go, yes. not reduce scales not usury. Syariah
concept of economy be introduced to the public in 1991 when bank muamalat
indonesia stand, which later joined by other financial institutions. At that
time socialization economic syariah done each financial institution syariah.
After to evaluate in together, realize that socialization economic system
syariah can only be successful if adopted in a structured way and sustainable.
Menyadari
hal tersebut, lembaga-lembaga keuangan syariah berkumpul dan mengajak seluruh
kalangan yang berkepentingan untuk membentuk suatu organisasi, dengan usaha
bersama akan melaksanakan program sosialisasi terstruktur dan berkesinambungan kepada
masyarakat. Organisasi ini dinamakan Perkumpulan Masyarakat Ekonomi Syariah
yang disingkat dengan MES, sebutan dalam bahasa Indonesia adalah Masyarakat
Ekonomi Syariah, dalam bahasa Inggris adalah Islamic Economic Society atau
dalam bahasa arab nya Mujtama’ al-Iqtishad al-Islamiy, didirikan pada hari
Senin, tanggal 1 Muharram 1422 H, bertepatan pada tanggal 26 Maret 2001 M. Di
deklarasikan pada hari Selasa, tanggal 2 Muharram 1422 H di Jakarta.
Secara
bahasa, Syariat (al-syari’ah) berarti sumber air minum (mawrid al-ma’ li al
istisqa) atau jalan lurus (at-thariq al-mustaqîm). Sedang secara istilah
Syariah bermakna perundang-undangan yang diturunkan Allah Swt melalui
Rasulullah Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia baik menyangkut masalah
ibadah, akhlak, makanan, minuman pakaian maupun muamalah (interaksi sesama
manusia dalam berbagai aspek kehidupan) guna meraih kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.
Menurut Syafi’I Antonio, syariah mempunyai keunikan
tersendiri, Syariah tidak saja komprehensif, tetapi juga universal. Universal
bermakna bahwa syariah dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat oleh
setiap manusia. Keuniversalan ini terutama pada bidang sosial (ekonomi) yang
tidak membeda-bedakan antara kalangan Muslim dan non-Muslim. Dengan mengacu pada
pengertian tersebut, Hermawan Kartajaya dan Syakir Sula memberi pengertian
bahwa Bisnis syariah adalah bisnis yang santun, bisnis yang penuh kebersamaan
dan penghormatan atas hak masing-masing. Pengertian yang hari lalu cenderung
normatif dan terkesan jauh dari kenyataan bisnis kini dapat dilihat dan
dipraktikkan dan akan menjadi trend bisnis masa depan.
Bisnis Syariah Islam sangat mengutamakan unsur saling
tolong-menolong dan saling menguntungkan antar mereka yang bertransaksi. Mari
kita ingat tatkala Rasulullah Saw dengan jujur menjelaskan kekurangan dan
kelebihan barang yang dagangan disaat berbisnis kala itu. Orangpun menjadi puas
karena merasa tidak dibohongi, tapi kalau sistem ijon bisa-bisa si petani akan
kecewa karena saat dipetik ternyata hasilnya kebun/sawah berlipat-lipat dari
yang diperkirakan atau sebaliknya si pembeli bisa juga kecewa karena hasilnya
tidak seperti yang diharapkan. Dalam bisnis Syariah Islam hal-hal yang
berpotensi saling merugikan sangat dihindari dan dilarang.
Ada juga saat ini bisnis yang bertentangan dengan syariah
Islam yaitu bisnis rentenir. Seseorang
meminjamkan uang kemudian pembayarannya diangsur dengan ditambah bunganya
sekalian. Di zaman modern saat ini kejadian seperti itu benar-benar terjadi dan
banyak sekali. Memang saat memberikan pinjaman seakan seperti menolong namun
dengan harus membayar dengan tambahan bunga yang tinggi tentu sama saja semakin
menyusahkan yang hutang. Itu jelas bukan bisnis syariah Islam namun benar-benar
nyata dan tumbuh subur di kehidupan disekitar kita.
Bisnis
syariah selain bertujuan seperti usaha pada umumnya, juga menjalankan syariat
dan perintah Allah dalam hal bermuamalah atau interaksi sesama manusia dalam
berbagai aspek kehidupan. Untuk membedakan bisnis syariah dan usaha biasa, bisa
dengan mebandingkan cici-ciri sebagai berikut:
- Selalu Berpijak Pada Nilai-Nilai Ruhiyah. Nilai ruhiyah adalah kesadaran setiap manusia akan eksistensinya sebagai ciptaan Allah yang harus selalu kontak dengan-Nya dalam wujud ketaatan di setiap tarikan nafas hidupnya.
- Memiliki Pemahaman Terhadap Bisnis yang Halal dan Haram. Seorang pelaku bisnis syariah dituntut mengetahui benar fakta-fakta terhadap praktek bisnis yang Sahih dan yang salah. Disamping juga harus paham dasar-dasar nash yang dijadikan hukumnya.
- Benar Secara Syar’iy Dalam Implementasi. Intinya pada masalah ini adalah ada kesesuaian antara teori dan praktek, antara apa yang telah dipahami dan yang di terapkan. Sehingga pertimbangannya tidak semata-mata untung dan rugi secara material.
- Berorientasi Pada Hasil Dunia dan Akhirat. Bisnis tentu di lakukan untuk mendapat keuntungan sebanyak-banyak berupa harta, dan ini di benarkan dalam Islam. Karena di lakukannya bisnis memang untuk mendapatkan keuntungan materi. Dalam konteks ini hasil yang di peroleh, di miliki dan dirasakan, memang berupa harta.
- Tetapi seorang Muslim yang sholeh tentu bukan hanya itu yang jadi orientasi hidupnya. Namun lebih dari itu. Yaitu kebahagiaan abadi di yaumil akhir. Oleh karenanya. Untuk mendapatkannya, dia harus menjadikan bisnis yang dikerjakannya itu sebagai ladang ibadah dan menjadi pahala di hadapan Allah .
Jika
semua hal diatas dimiliki oleh seorang pengusaha muslim, niscaya dia akan mampu
memadukan antara realitas bisnis duniawi dengan ukhrowi, sehingga memberikan
manfaat bagi kehidupannya di dunia maupun akhirat.
Muhammad Rasulullah Nabi kita
tercinta, adalah seorang saudagar ternama pada zamannya. Bahkan sejak usia
muda, beliau dipandang sebagai sudagar sukses. Disadari atau tidak sukses
tersebut tidak lepas dari aktivitas marketing yang diterapkannya yang tak cuma
ampuh tapi juga sesuai syariah dan tentu saja penuh ridho dari Allah. Jika Anda
tertarik menerapkannya, selain mendapat keuntungan, insyaallah bisnis Anda pun
barokah. Inilah empat tips marketing a la Nabi:
1. Jujur
2. Mencintai Customer
3. Penuhi
Janji
4. Segmentasi
ala Nabi
REFERENSI*:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar